Saturday, November 7, 2015

Pra PKMJ 2 Matematika UNJ 2015

Halo, selamat siang jiwa muda. Hidup Mahasiswa!

Setelah mengikuti beberapa rangkaian kegiatan PKMJ Matematika, tibalah kita pada rangkaian ke-3 yaitu Pra PKMJ 2 yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 7 November 2015. Pada kegiatan kali ini, alhamdulillah jumlah kehadiran peserta meningkat dan jumlah keterlambatan menurun.

Materi pertama yang kami dapatkan adalah "Manajamen Organisasi dan Event Organizer." Pada materi ini, kami diajarkan mengenai bagaimana tahapan-tahapan membuat suatu acara mulai dari persiapan hingga eksekusi. Untuk membuat suatu event, yang paling penting adalah kita harus memiliki konsep awal yang menarik dan kreatif. Tidak hanya itu, Kak Arief Setiawan selaku pembicara yang juga menjadi ketua pelaksana dari salah satu event besar di UNJ "Festival MIPA", berbagi pengalaman suka dan duka-nya selama menggelar acara tersebut dan tentunya tips-tips yang sangat bermanfaat apabila kita akan membuat suatu acara kelak.

Materi kedua adalah "Kapita Selekta Legislatif." Pada materi ini, kami diajak lebih dalam mengenal apa itu "legislatif" yang sesungguhnya, segala hak dan kewajiban serta wewenang yang dijalankan oleh lembaga legislatif di Indonesia pada umumnya, dan UNJ pada khususnya.

Banyak sekali materi dan pengalaman berharga yang saya dan teman-teman peserta dapatkan di rangkaian ketiga PKMJ Matematika UNJ 2015 ini. Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!

Saturday, October 31, 2015

Pra PKMJ 1 Matematika UNJ 2015

Halo, selamat siang jiwa muda. Hidup Mahasiswa!

Sebagai salah satu rangkaian kegiatan dari PKMJ Matematika UNJ 2015, pada hari Sabtu 31 Oktober 2015 kemarin, para peserta menghadiri kegiatan Pra PKMJ 1. Pada agenda kali ini, kami diajak lebih dalam untuk mengenal lebih dekat BEMJ Matematika dan LLMJ Matematika. Selain itu, kami juga diberikan materi mengenai mekanisme persidangan dan mekanisme pemilu UNJ pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Tidak hanya itu, dipenghujung kegiatan kami juga diberikan kesempatan untuk temu kelompok. Kak Ashadah sebagai fasilitator kelompok 12, berbagi pengalamannya mengenai PKMJ, memberikan motivasi, dan tips-tips agar kita selalu istiqomah dalam kegiatan ini serta selalu kompak satu sama lain.

Masih ada 2 rangkaian kegiatan PKMJ Matematika UNJ 2015 lainnya. Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!

Tuesday, October 20, 2015

Briefing PKMJ Matematika UNJ 2015

Halo, selamat siang jiwa muda. Hidup Mahasiswa!

Izinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya Mesita Widia Cahyaning dari prodi Sistem Komputer 2015. Hari Selasa 20 Oktober 2015 kemarin, saya mengikuti rangkaian pertama Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Jurusan Matematika Universitas Negeri Jakarta 2015. Rangkaian pertama PKMJ Matematika UNJ 2015 ini adalah briefing yang bertempat di ruang 7.08 IDB II. Dalam briefing ini, semua peserta diberikan materi mengenai pentingnya keskretariatan dan manajemen keuangan dalam sebuah organisasi.

Saya banyak mendapatkan ilmu dan informasi penting dalam materi yang disampaikan ini. Bahwa kegiatan surat-menyurat dan segala sesuatu yang berhubungan dengan keskretariatan dalam organisasi, tidak bisa dibuat atau dilakukan secara sembarangan, banyak sekali ketentuan dan aturan yang harus kita pelajari.

Selain itu, materi mengenai manajemen keuangan pun tidak kalah penting. Dalam materi ini, saya mengetahui banyak tentang bagaimana mekanisme perencanaan dana, perolehan dana, penggunaan dana, dan pendataan dana. Setiap tahap dalam manajemen keuangan ini adalah penting dan tidak dapat diabaikan.

Seusai pembekalan materi, kegiatan selanjutnya adalah temu kelompok yang dipimpin oleh fasilitator masing-masing kelompok. Saya masuk kedalam kelompok 12 yang didampingi oleh kak Ashadah. Dalam sesi ini, kita berkenalan lebih lanjut dengan masing-masing anggota dan saling bertukar pikiran mengenai kepimimpinan dan kegiatan PKMJ ini.

Saya merasa mendapat banyak manfaat dalam rangkaian pertama PKMJ Matematika UNJ 2015 ini. Masih ada beberapa rangkaian acara lagi yang tak sabar saya lewati. Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!

Friday, March 7, 2014

Sembuh

Perlahan luka itu pergi. Kemana ya? Entah aku tak mengerti. Satu-satunya yang aku ketahui, hati ini sudah pulih. Pulih dari goresan pedih itu. Pulih dari segala irisan yang tak menentu.

Aku tak rasa apa-apa. Sungguh, ini yang terjadi. Sekarang semua menjadi abu-abu. Tak percaya lagi semua orang yang ada di dekatku. Hati-hati. Itulah aku yang sekarang. Jadi lebih teliti.

Tapi sekarang menjadi lebih merah muda. Bahagia. Akhirnya semua itu terlewati. Waktu dimana aku sendiri. Waktu dimana tak seorang pun bagai merpati dimataku. Semua bagai cahaya gelap yang menyesatkan. Tak ada yang aku percaya. Ya, seorang pun. Itu semua sudah berlalu. Kini, aku menjadi seseorang yang baru.

Seseorang yang merah muda. Bergelora bahagia. Melupakan segalanya; yang negatif tentunya. Aku anggap semua itu sebagai pelajaran. Pelajaran hidup yang tak mungkin aku lupakan. Fase-fase hidupku sebagai remaja; lengkap sudah. Setidaknya aku sudah pernah merasakan jatuh cinta diam-diam, bertepuk sebelah tangan, jatuh hati dari lubuk yang terdalam, kekecewaan teramat sangat, dan air mata pilu karena pupus cinta. Haha.

Oh, tidak. Belum lengkap ternyata. Ini hanya sebagian titik kecil dari goresan kehidupan yang sebenarnya. Ini belum seberapa. Kenapa aku harus terpuruk seakan tak berdaya? Sedangkan aku tahu, ini hanya seujung kuku lika-liku kehidupan.

Sembuh. Aku sembuh dari pedih itu. Pedih yang membawaku menjadi pribadi yang baru. Pribadi yang lebih dewasa.

Mungkin kamu tidak tahu apa maksudku. Hiraukanlah. Hanya aku dan batinku yang tahu.

Goresan

Tanganku dingin, jantungku berdegup tak menentu. Teringat aku tentang sesuatu. Sesuatu yang harusnya sudah ku lupakan, tak ku ingat, ku kubur dalam-dalam. Ya. Harusnya...

Senang. Siapa tidak senang berjalan beriringan dengan lelaki idaman? Ya, aku menyebutmu lelaki. Seseorang yang energik, ramah, menyenangkan, dan membuatku nyaman.

Tidak mudah untukku. Sulit. Berhari-hari, minggu, bulan, terus aku coba. Melupakan sosokmu. Melupakan perhatianmu. Melupakan segalanya. Disaat aku terus memanggil namamu, disaat itu juga aku tahu kamu memanggil namanya. Ya. Dia. Seseorang yang baik yang kukenal. Seseorang yang sangat baik. Terlalu baik.

Sakit? Tentu saja. Kamu boleh anggap aku kekanak-kanakan. Kamu boleh anggap aku tak punya hati. Tapi aku tak bisa pungkiri rasa di hati. Sakit. Ya. Ini sakit. Sangat sakit. Kamu lukiskan lagi luka di hati, sementara yang lama belum pulih. Aku pikir kamu datang untuk mengobati. Tapi terkecoh aku ini. Kamu datang; lalu pergi lagi. Hanya untuk sekedar bilang; tak lagi ada aku di hati.

Berlebihan? Ya. Kamu pasti anggap aku berlebihan. Kamu anggap aku tak dewasa. Tapi rasa sakit dan kecewa ini lebih besar dari yang kamu kira. Kamu tak pernah tahu apa yang sebenernya terjadi. Karena kamu tidak bertanya padaku; kenapa. Kamu sibuk meyakinkanku bahwa aku dan dia selamanya. Teman baik. Tidak boleh rusak karena yang sepele. Tanpa pernah kamu bertanya; kenapa saat itu aku marah.

Karena saat itu, selalu bayang-bayangmu yang ada di setiap hari-hariku. Ya. Setiap hari. Meski lebih dari setengah tahun berlalu semenjak kita tidak bersatu, tetap kamu yang ada di bayangku. Jangan salahkan aku. Jangan kira aku tidak mencoba untuk melupakanmu. Menghapus nomormu, fotomu, bahkan semua coretan namamu di bukuku. Sudah tidak ada. Tapi tetap kamu. Saat itu.

Saat itu. Tolong garis bawahi. Ini tulisan tentang aku yang mengingat rasa kecewaku. Bukan maksud untuk menyampaikan apa yang kurasa sekarang. Ah, tidak. Aku bukan mengelak. Ini memang kenyataannya.

Tenang saja, kawan. Rasa sayangku untuk kalian lebih besar dari yang kalian kira. Aku cukup dewasa untuk melihat kalian bahagia bersama. Aku tak cukup tega melihat kalian bersedih. Ya, kalian. Dua orang yang aku sayangi. Dua orang yang akan selalu ada di hati.

Dia, begitu baik. Ya, teman dekatku. Sosok perempuan yang dewasa, ceria, idaman semua laki-laki. Aku takkan rela ada orang yang mengiris hatinya. Tak akan ku biarkan satu orang pun. Termasuk kamu. Sudah cukup kamu lakukan itu padaku. Jangan dia. Jangan lukai hatinya. Jangan pernah.

Kamu, begitu baik. Sekarang, tampaknya kamu sudah lebih dewasa. Mungkin aku tak sebut kamu lelaki lagi. Mungkin pria. Ya. Dengan dunia barumu, tampaknya kamu jauh lebih baik dari sebelumnya. Lebih memahami segalanya. Duniamu yang baru seperti magnet positif. Ya, dunia barumu itu. Dengan dia.

Aku menyayangi kalian sepenuh hati. Tak tahu bagaimana harus berkata. Aku sayang kalian.

Ini hanya tulisan sembari tak ada kerjaan. Hanya goresan kata-kata, tentang rasa sayang, dengan orang-orang yang aku banggakan.


Friday, June 21, 2013

Karma Punched Me

Yes. I treat someone bad. Really bad. And now, I think I got karma. It's really punch me right on the face. Thank you life for the lesson.